Surakarta, 21 Juli 2025 — Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon menunjukkan komitmennya dalam pengembangan ilmu-ilmu adab dengan menghadirkan jajaran pimpinan dan akademisi dalam ajang Asosiasi Dosen Ilmu Adab (ADIA) tahun 2025. Kegiatan bergengsi ini diselenggarakan oleh Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta dan berlangsung pada 21–25 Juli 2025 di Syariah Hotel, Solo. Forum ini menjadi wadah silaturahmi dan kolaborasi keilmuan para dosen dari berbagai perguruan tinggi Islam se-Indonesia.
Delegasi FUA terdiri dari Dekan Dr. H. Anwar Sanusi, M.Ag., Wakil Dekan I Wakhid Nashruddin, Ph.D., dan Wakil Dekan II Dr. Naeila Rifatil Muna, S.Psi., M.Psi. Selain pimpinan fakultas, hadir pula Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI) Aah Syafaah, M.Ag., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Erfan Gazali, MSI, serta Staf Akademik M. Fadil, S.Kom. Kehadiran lintas bidang ini mencerminkan semangat kolektif FUA dalam memajukan disiplin ilmu adab secara terpadu dan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Dekan FUA Dr. H. Anwar Sanusi, M.Ag., menyampaikan bahwa keikutsertaan FUA di ADIA 2025 bukan sekadar representasi kelembagaan, tetapi bentuk nyata dari kesadaran akan pentingnya jaringan akademik lintas kampus. “Kami ingin menjadikan FUA bukan hanya sebagai tempat studi, tetapi juga pusat dialog ilmiah yang membentuk pemikiran adab yang kontekstual dan solutif,” ujarnya. Ia juga mengajak seluruh peserta ADIA untuk memperkuat kolaborasi riset dan publikasi antaranggota.
Wakil Dekan I, Wakhid Nashruddin, Ph.D., menekankan pentingnya penguatan kurikulum dan metode pengajaran dalam bidang keadaban dan humaniora Islam. “Pertemuan ini menjadi momentum refleksi akademik. Kami berharap adanya pembaruan paradigma dalam mengajarkan ilmu adab, dengan mengintegrasikan nilai-nilai tradisi dan tuntutan zaman,” jelasnya. Ia juga mengapresiasi forum ADIA sebagai ruang produktif bagi pertukaran gagasan antarpendidik.
Sementara itu, Wakil Dekan II Dr. Naeila Rifatil Muna, S.Psi., M.Psi., menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya manusia dan dukungan psikososial dalam pengembangan institusi pendidikan tinggi Islam. “Fakultas memerlukan lingkungan yang sehat secara psikologis untuk menghasilkan karya-karya besar. Kami membawa semangat itu ke forum ADIA,” ucapnya. Ia juga menyampaikan gagasan penting tentang peran kesejahteraan akademik dalam menunjang kualitas tridharma perguruan tinggi.
Ketua Jurusan SPI, Aah Syafaah, M.Ag., dalam pernyataannya mengatakan, “Ilmu sejarah dan peradaban adalah fondasi utama dalam memahami konteks adab masa kini. ADIA memberikan ruang bagi kami untuk menyumbangkan perspektif historis dalam penyusunan peta keilmuan adab Indonesia.” Sedangkan Erfan Gazali, MSI., Ketua Jurusan BSA, menambahkan, “Bahasa dan sastra Arab adalah pintu utama untuk menggali khazanah adab Islam. ADIA mempertemukan kami dengan komunitas yang memiliki misi serupa: menjaga dan mengembangkan warisan adabi.”
Kehadiran Muhamad Fadil, S.Kom., sebagai staf akademik turut menguatkan sisi teknis dan administratif dalam keikutsertaan FUA. “Kami mendukung dari belakang, memastikan semua proses keikutsertaan delegasi berjalan lancar, mulai dari dokumentasi, sistem informasi, hingga partisipasi dalam forum digital yang diselenggarakan,” ujarnya. Dengan partisipasi ini, FUA berharap dapat terus menjadi pelopor dalam inovasi dan kolaborasi keilmuan adab, baik di tingkat nasional maupun internasional.