Jl. Perjuangan Kec. Kesambi, Kota Cirebon (0231) 489926 fua@uinssc.ac.id
Berita

Dosen FUA UINSSC Melakukan Lawatan ke Mabes TNI untuk Mendorong Sinergi Militer dan Santri dalam Rancang Model Pertahanan Semesta Siber

Jakarta, 7 Juli 2025 — Dalam upaya memperkuat sinergi antara kekuatan militer dan pesantren dalam menghadapi ancaman pertahanan era siber, Dr. Andri Azis Putra, dosen Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC), melakukan lawatan ilmiah ke Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta. Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan tim peneliti nasional yang tengah mengembangkan model komunikasi strategis antara militer dan kalangan santri melalui media baru (cyber-mediated).

Dr. Andri tergabung dalam tim lintas institusi yang mengusung judul riset: “Model Komunikasi Strategis antara Militer dan Santri dalam Penguatan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) melalui Media Baru.” Tim ini merupakan kolaborasi antara Universitas Muhammadiyah Cirebon, Universitas Pertahanan, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, BRIN, dan Universitas Trunojoyo Madura. Kunjungan ini dipimpin oleh Dr. Nurul Chamidah selaku ketua tim peneliti.

Kunjungan ini disambut langsung oleh Wakil Asisten Teritorial (Waaster) Panglima TNI, Brigjen TNI (Mar) Bambang Hadi Suseno, S.E., M.M., didampingi tujuh Perwira Pembantu Utama (Paban) dari seluruh bidang. Dalam sambutannya, Brigjen Bambang Hadi menekankan bahwa bentuk-bentuk ancaman terhadap pertahanan nasional telah mengalami pergeseran signifikan.

“Ancaman hari ini datang bukan lagi dalam bentuk serangan militer konvensional, tetapi hadir secara diam-diam dan kompleks melalui ruang digital. Mereka bersifat asimetris, tidak terdeteksi secara kasat mata, namun menggerogoti fondasi kebangsaan kita,” tegasnya.

Para Paban menambahkan bahwa tantangan nyata juga datang dari lemahnya sistem legislasi yang belum sepenuhnya menopang pelaksanaan konsep Sishankamrata secara komprehensif. Dalam konteks ini, peran tokoh agama dan lembaga pesantren menjadi penting untuk memperkuat benteng ideologis bangsa. Para perwira juga menyampaikan bahwa TNI terus berupaya menjalin komunikasi dan kolaborasi dengan pesantren, tidak hanya untuk menangkal radikalisme, tetapi juga untuk menyampaikan pesan-pesan kebangsaan secara kontekstual dalam kegiatan sosial-keagamaan.

Dr. Andri Azis Putra dalam diskusi tersebut menyoroti pentingnya membangun titik temu antara dunia militer dan komunitas pesantren melalui nilai-nilai bersama seperti kedisiplinan, tanggung jawab sosial, dan cinta tanah air. Ia menekankan bahwa media baru saat ini telah menjadi ruang dominan dalam pembentukan opini publik dan persepsi kebangsaan.

“Media bukan hanya alat komunikasi, tetapi medan pertempuran ideologis. Jika kita abai, maka ruang digital akan dikuasai oleh narasi yang melemahkan bangsa. Maka dari itu, pesan kebangsaan harus ditransformasikan secara kreatif dan kontekstual,” jelasnya.

Menjelang akhir diskusi, baik pihak Aster Panglima TNI maupun tim peneliti menyepakati beberapa poin penting sebagai dasar penguatan kolaborasi ke depan. Pertama, perlunya memperkuat komunikasi strategis lintas institusi secara berkelanjutan. Kedua, semua pihak harus menyadari dan bersiap terhadap ancaman-ancaman hibrida yang kompleks dan tidak kasat mata. Ketiga, penting untuk menggali dan merumuskan konsep nilai bersama antara militer dan pesantren yang dapat menjadi fondasi etik dan operasional bagi pertahanan rakyat semesta. Dan keempat, urgensi untuk melakukan advokasi kebijakan secara sistematis agar nilai-nilai dan temuan-temuan dari kolaborasi ini dapat diterjemahkan ke dalam kerangka regulasi nasional yang lebih konkret dan berdaya guna.

Leave a Reply